Namanya Cinta. Dengan segala kekurangan, ia tetap Cinta. Di saat Cinta tertawa, aku selalu tersenyum. Rasanya seperti melihat malaikat yang membuat hatiku menjadi tentram. Di saat Cinta menangis, separuh dari diriku hancur berkeping-keping. Tetapi aku harus selalu tegar. Di saat Cinta bersedih, aku selalu berusaha menopang Cinta, menyemangati dirinya yang terlalu rapuh. Aku harap, suatu saat Cinta menyadari bahwa segalanya nyata.
Cinta ini terkadang lucu. Saat cemburu, aku menganggap Cinta itu tidak pernah nyata. Padahal di satu sisi, aku tahu Cinta itu selalu peduli. Bagaimanapun aku tersakiti, aku selalu yakin kalau Cinta ini peduli. Dan saat aku menyakiti Cinta, membuat Cinta terjatuh dan terluka, seluruh jiwaku lemas. Aku tahu aku tidak akan pernah pantas untuk sebuah Cinta.
Cinta ini adiksi. Aku tahu aku takkan pernah sanggup mengahadapi hari tanpa Cinta. Dari pertama kali aku mengenal Cinta, aku tahu aku takkan pernah terlepas dari Cinta. Cinta menjadi sebuah ketergantungan. Apapun yang aku lakukan, aku ingin Cinta tahu. Setiap langkah yang kulalui, aku ingin membagikannya kepada Cinta. Aku ingin Cinta yang menemaniku sampai aku mati nanti. Aku ingin Cinta yang selalu mengerti diriku. Tapi keegoisan membuatku tak berusaha mengerti mengenai Cinta.
Cinta mempermainkanku. Cinta membuatku tertawa dan menangis. Cinta menopangku dan menjatuhkanku. Tetapi saat aku jatuh, Cinta selalu membantuku kembali berdiri. Setiap kali aku berhasil berdiri, aku tahu aku menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Cinta mengajarkanku banyak hal. Cinta memperlihatkan dunia kepadaku dengan pandangan yang berbeda. Cinta memberiku pengetahuan yang sangat luas. Cinta memberiku kebebasan memilih, bagaimana pandanganku terhadap dunia.
Dari sebuah adiksi, kini Cinta menjadi segalanya. Setiap aku bermimpi, Cintalah yang selalu kuimpikan. Disaat aku akan menetapkan tujuan, Cintalah tujuanku. Bagaimana jika suatu saat aku harus melepas Cinta? Bagaimana jika suatu saat Cinta meninggalkanku?
Girl, trying to be a woman. Surviving for her life. Bringing her dreams to reality. Reaching her stars. Trying to keep her promises. Will never give up everything until she needs to give in.
Saturday, March 24, 2012
Thursday, March 15, 2012
Definisi Cinta
"Cinta itu pengorbanan," katanya yang merelakan cintanya pergi.
"Cinta itu take and give," katanya saat cintanya terbalas.
"Cinta itu bagian dari semangat hidupku," katanya yang memiliki cinta yang begitu hangat.
"Cinta itu segalanya," katanya yang menyerahkan seluruh hidupnya pada cinta.
"Cinta itu bullshit," katanya yang tak pernah memiliki cinta.
"Cinta itu permainan," katanya yang tak pernah benar-benar jatuh cinta.
"Cinta itu menyakitkan," katanya yang selalu dipermainkan cinta.
"Cinta itu murni," katanya yang menemukan cinta sejati.
"Cinta itu tak bersyarat," katanya yang mengetahui mengapa ia mencinta.
"Cinta itu meragukan," katanya yang selalu mencari celah pada cinta.
"Cinta itu sempurna," katanya yang tidak pernah mendendam.
Cinta sudah menjadi suatu adiksi bagiku. Adiksi, seperti kau perlu minum air untuk hidup. Kau perlu makan untuk tetap sehat. Perlu oksigen agar kau dapat terus bernafas.
Kau hanya, tak dapat terlepas dari cinta.
"Cinta itu take and give," katanya saat cintanya terbalas.
"Cinta itu bagian dari semangat hidupku," katanya yang memiliki cinta yang begitu hangat.
"Cinta itu segalanya," katanya yang menyerahkan seluruh hidupnya pada cinta.
"Cinta itu bullshit," katanya yang tak pernah memiliki cinta.
"Cinta itu permainan," katanya yang tak pernah benar-benar jatuh cinta.
"Cinta itu menyakitkan," katanya yang selalu dipermainkan cinta.
"Cinta itu murni," katanya yang menemukan cinta sejati.
"Cinta itu tak bersyarat," katanya yang mengetahui mengapa ia mencinta.
"Cinta itu meragukan," katanya yang selalu mencari celah pada cinta.
"Cinta itu sempurna," katanya yang tidak pernah mendendam.
Cinta sudah menjadi suatu adiksi bagiku. Adiksi, seperti kau perlu minum air untuk hidup. Kau perlu makan untuk tetap sehat. Perlu oksigen agar kau dapat terus bernafas.
Kau hanya, tak dapat terlepas dari cinta.
Tuesday, March 13, 2012
Mimpi dan Realita
Aku senang berimajinasi. Apa yang akan kulakukan nanti, akan jadi apa aku ini. Aku selalu bermimpi kalau suatu saat aku akan berada di tempat yang jauh, yang selalu kuimpikan selama ini. Aku mencoba menggapai, melangkah perlahan, menyusuri jejak hidupku. Terkadang aku berhenti sebentar dan memandang sekitar, apakah aku berada di jalan yang benar? Lihatlah, aku punya segudang mimpi! Tapi entah mengapa, rasanya perjalanan ini masih jauh sekali. Aku tahu, aku masih muda, hidupku masih panjang. Tapi sampai kapan aku akan terus seperti ini, berada di tempat yang asing. Waktu ini terus berjalan, jam dinding terus berputar diiringi bunyi jarum detik yang menghentak. Semakin banyak suara hentakan, jantungku berdegup semakin cepat. Kau tahu apa artinya? Waktu tidak pernah berhenti. Setiap detik terus terbuang. Dan aku masih di sini. Mengitari kegiatan sehari-hari yang tidak pernah jelas apa tujuannya.
Terkadang aku mendengarkan harmoni waktu, tik, tok, tik, tok, dan tanpa sadar, waktuku untuk hari ini telah habis. Dan seperti biasa, tak ada yang berubah. Aku masih terkepung. Aku muak dengan keseharianku. Saat adikku sudah terlelap dalam mimpinya, aku berharap aku tidak tertidur. Agar aku tidak perlu bangun untuk menjalani keseharianku keesokan paginya. Muak, sangat muak. Aku ingin terlepas dari beban ini. Segala yang terjadi sangat melelahkan. Rasanya kehidupan yang kuinginkan jauh lebih sederhana dari ini. Aku tidak butuh uang, tetapi aku butuh mimpiku yang selama ini kutanam. Kebanyakan mereka tidak akan pernah mengerti. Aku telah memupuk mimpi ini sejak aku menginginkannya. Aku selalu mencoba menyempurnakan kemampuanku demi menjadikan mimpi ini kenyataan.
Aku kebanyakan mengeluh karena aku tidak berada dalam situasi yang selama ini kuimpikan. Tetapi aku masi berusaha. Aku menunggu waktu agar kenyataan ini berakhir. Agar aku dapat kembali bermimpi. Dua tahun. Semoga dua tahun bukan merupakan penantian yang panjang.
Terkadang aku mendengarkan harmoni waktu, tik, tok, tik, tok, dan tanpa sadar, waktuku untuk hari ini telah habis. Dan seperti biasa, tak ada yang berubah. Aku masih terkepung. Aku muak dengan keseharianku. Saat adikku sudah terlelap dalam mimpinya, aku berharap aku tidak tertidur. Agar aku tidak perlu bangun untuk menjalani keseharianku keesokan paginya. Muak, sangat muak. Aku ingin terlepas dari beban ini. Segala yang terjadi sangat melelahkan. Rasanya kehidupan yang kuinginkan jauh lebih sederhana dari ini. Aku tidak butuh uang, tetapi aku butuh mimpiku yang selama ini kutanam. Kebanyakan mereka tidak akan pernah mengerti. Aku telah memupuk mimpi ini sejak aku menginginkannya. Aku selalu mencoba menyempurnakan kemampuanku demi menjadikan mimpi ini kenyataan.
Aku kebanyakan mengeluh karena aku tidak berada dalam situasi yang selama ini kuimpikan. Tetapi aku masi berusaha. Aku menunggu waktu agar kenyataan ini berakhir. Agar aku dapat kembali bermimpi. Dua tahun. Semoga dua tahun bukan merupakan penantian yang panjang.
Antonyms
Sebenarnya bukan aku tidak menginginkanmu. Kamu satu-satunya laki-laki yang selalu membuatku menyadari kalau aku ini berarti. Tetapi aku hanya tidak ingin kalau kamu tidak pernah bahagia bersamaku. Mungkin pilihan ini yang terbaik, melepasmu. Membiarkanmu memiliki kebebasan memilih. Aku hanya takut, jika aku menahanmu lebih lama bersamaku. Bagaimana kalau kamu sudah merupakan bagian dari hidupku yang tak dapat kulepaskan? Bagaimana jika bersamamu menjadi suatu ketergantungan? Aku hanya takut kalau aku tidak bisa bersamamu selamanya. Jika kuteruskan, aku takut aku jatuh semakin dalam dan aku tidak dapat lepas dari dirimu. Aku ini aku. Aku tahu kelemahanku. Aku ini mudah jatuh cinta. Setelah jatuh, aku akan jatuh semakin dalam. Sanggupkah kamu menahanku? Maukah kamu selalu menangkapku saat aku jatuh lebih dalam lagi?
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku yakin akan pilihanku. Kamu akan menjadi yang terakhir dalam hidupku. Meskipun segalanya akan sangat sulit. Kuharap perjuanganku tidak sia-sia. Saat ini aku memang belum berani untuk memperjuangkanmu. Tapi suatu saat kamu akan melihat kalau aku sungguh-sungguh. Aku hanya menginginkanmu dalam hidupku. Sebagai satu-satunya perempuan yang pantas kucintai, satu-satunya yang menjadi alasanku untuk tetap bertahan. Kuharap kamu sadar kalau aku benar-benar membutuhkanmu. Kamu semangat hidupku, yang membuatku selalu tersenyum walaupun hidup ini sangat sulit untuk dijalankan. Semoga kamu mau menungguku, dan bersabar.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku yakin akan pilihanku. Kamu akan menjadi yang terakhir dalam hidupku. Meskipun segalanya akan sangat sulit. Kuharap perjuanganku tidak sia-sia. Saat ini aku memang belum berani untuk memperjuangkanmu. Tapi suatu saat kamu akan melihat kalau aku sungguh-sungguh. Aku hanya menginginkanmu dalam hidupku. Sebagai satu-satunya perempuan yang pantas kucintai, satu-satunya yang menjadi alasanku untuk tetap bertahan. Kuharap kamu sadar kalau aku benar-benar membutuhkanmu. Kamu semangat hidupku, yang membuatku selalu tersenyum walaupun hidup ini sangat sulit untuk dijalankan. Semoga kamu mau menungguku, dan bersabar.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Subscribe to:
Comments (Atom)