Setiap hari aku melihat,
mendengar suaranya..
Rasa rindu akan belaiannya tumbuh..
Melihatmu tersenyum merupakan suatu anugrah..
Kenangan saat2 dahulu membuatku mengenang..
Menikmati setiap detik yang telah menjadi kenangan..
Kini takkan lagi terulang semua kenangan..
Tak lagi terjadi dalam hidupku..
Tak dapat lagi aku mendengar kata-kata yang sering kamu ucapkan dulu..
Kini kata-kata itu hanya terngiang dalam pikiranku, dan kenanganku..
Sentuhan tangannya saat menggenggam erat tanganku masih dapat kurasakan..
Seakan ingin menjagaku dengan sepenuh hati,,
Kini tak ada lagi sentuhan tangannya yang hangat,
membuatku nyaman..
Melihatnya tersenyum membuatku senang,
walau aku tak dapat membuatnya tersenyum..
Melihatnya bersama temannya membuatku bahagia,
walau aku tak dapat bersamanya..
Melihatnya berjalan membuat aku tersenyum,
walau aku tak bisa berjalan di sisinya..
Melihatnya membuatku menjadi hangat,
walau aku tak dapat menggenggam erat tangannya..
Hanya berharap agar dia akan selalu bahagia,
walau tak lagi bersamaku..
Girl, trying to be a woman. Surviving for her life. Bringing her dreams to reality. Reaching her stars. Trying to keep her promises. Will never give up everything until she needs to give in.
Wednesday, June 24, 2009
Pergi
Bukankah semuanya telah menjadi indah sekarang?
Apalagi yang kau inginkan?
Kenapa kamu begitu resah?
Seakan-akan segala sesuatunya telah musnah?
Apakah semua yang terasa salah adalah salah?
Kenapa aku menginginkan kesalahan itu?
Kenapa seluruh keinginan atas kesalahan itu begitu kuat?
Ya ampun, apalagi sih mauku?
Semua telah terjadi, takkan dapat diperbaiki.
Kecuali aku berjanji takkan menginginkan kesalahan itu lagi.
Menyebalkan.
Hati begitu resah.
Pikiran ini terus membayangkan kesalahan yang telah kulakukan.
Bodoh.
Kesalahan, tapi kesalahan itu membuatku tersenyum.
Membuatku betah membayangkannya setiap saat.
Kenapa kesalahan itu terus membayangiku sih?
Pergi.
Pergi.
Jangan datang kembali padaku.
Sungguh, aku tak ingin mengulang kesalahan itu lagi.
Apalagi yang kau inginkan?
Kenapa kamu begitu resah?
Seakan-akan segala sesuatunya telah musnah?
Apakah semua yang terasa salah adalah salah?
Kenapa aku menginginkan kesalahan itu?
Kenapa seluruh keinginan atas kesalahan itu begitu kuat?
Ya ampun, apalagi sih mauku?
Semua telah terjadi, takkan dapat diperbaiki.
Kecuali aku berjanji takkan menginginkan kesalahan itu lagi.
Menyebalkan.
Hati begitu resah.
Pikiran ini terus membayangkan kesalahan yang telah kulakukan.
Bodoh.
Kesalahan, tapi kesalahan itu membuatku tersenyum.
Membuatku betah membayangkannya setiap saat.
Kenapa kesalahan itu terus membayangiku sih?
Pergi.
Pergi.
Jangan datang kembali padaku.
Sungguh, aku tak ingin mengulang kesalahan itu lagi.
Wednesday, May 27, 2009
Gloom
Apa sih yang membuatmu menangis?
Cowo?
Kalo menangis untuk cowo, pasti banyak yang pernah.
Kalau kita menangis, ga akan ada yang peduli.
They don't deserve it! Dikatakan oleh salah satu teman cowo saya.
Tapi kalo nangis untuk diri kita, itu ga apa.
Kita nangis hanya untuk melegakan hati kita.
Ga ada salahnya toh.
Cowo?
Kalo menangis untuk cowo, pasti banyak yang pernah.
Kalau kita menangis, ga akan ada yang peduli.
They don't deserve it! Dikatakan oleh salah satu teman cowo saya.
Tapi kalo nangis untuk diri kita, itu ga apa.
Kita nangis hanya untuk melegakan hati kita.
Ga ada salahnya toh.
Friday, May 1, 2009
Vanish
Tolong!
Kenapa aku harus terus terjebak dalam situasi ini?
Ia akan pergi dengan cepat. Semua karena kesalahanku. Tapi tidak secepat cahaya, itu terlalu cepat. Aku mungkin bisa mati kalau ia pergi secepat itu. Aku masih ingin melalui waktu bersamanya. Aku tahu kami akan bertemu lagi. Tapi tetap saja. Aku akan kehilangan.
LAGI.
Aku tak tahu lagi apa yang akan aku lakukan. Mungkin aku tak ingin terjebak dalam situasi seperti ini lagi. Aku terjebak bukan beratus-ratus kali. Itu terlalu menyakitkan. Bukan juga berpuluh-puluh kali. Itu juga menyakitkan. Lagipula aku tidak akan jatuh cinta semudah itu dan kehilangan terus.
Aku terjebak hanya 3 kali.
3 KALI.
Tapi mengapa rasanya banyak sekali?
Itu sangat menyakitkan. 3 kali kehilangan.
Entah bagaimana dengan kalian. Mungkin lebih banyak kali kalian terjebak dalam hal yang sama.
Bodoh.
Sudah terjebak, tapi terus terjebak.
Kenapa aku tidak menghindar saja? Agar aku tidak terjebak? Aku sudah mencoba untuk menghindar. Tapi tak ada gunanya. Aku seperti keledai bodoh yang tak dapat berpikir. Tak tahu lagi apa yang harus kuperbuat.
Menghalanginya? Aku rasa tidak.
Ia sudah cukup tersiksa karena kesakitan yang aku berikan untuknya.
Mengharapnya untuk tetap di sampingku? Aku tak mau. Ia sudah terlalu sering menemaniku. Tapi aku selalu menolak.
Hei. Kenapa aku begitu bodoh? Menolak saat ia ingin menemaniku.
Bodoh.
Dalam hatiku aku ingin ia selalu menemaniku. Tapi aku menolaknya dengan perkataanku.
Mulut sialan.
Seharusnya aku membungkam saja mulutku. Toh aku masih bisa berkomunikasi lewat tulisan.
Saat ini aku benar-benar membenci hidupku. Membenci semua yang aku lakukan.
SEMUA.
Tak ada yang kulakukan benar terhadap dia. Aku harap aku musnah dari dunia ini.
Bukankah itu akan menjadi lebih baik?
Aku tak tahu apakah ia membaca ini atau tidak. Tapi aku sungguh ingin musnah.
Sungguh.
Aku tidak berguna. Selalu menyakiti dirinya. Selalu membuatnya kecewa. Yang kulakukan hanyalah keegoisan diriku. Tapi aku pikir, ia juga mempunyai keegoisan. Meski tidak semenyakitkan keegoisan yang aku buat terhadap dirinya.
Sepertinya aku tak seharusnya berada di sini. Aku yang hadir, membuatnya tersiksa. Bahkan membuatnya ingin pergi dari sini. Meski tidak untuk selamanya.
Sebaiknya aku saja yang pergi. Jadi ia tak perlu repot-repot pergi. Aku ingin pergi. Untuk selamanya. Kupikir itu lebih baik. Hidupnya akan menjadi lebih tentram dan damai. Tak ada lagi kesakitan dan kekecewaan.
Kenapa aku harus terus terjebak dalam situasi ini?
Ia akan pergi dengan cepat. Semua karena kesalahanku. Tapi tidak secepat cahaya, itu terlalu cepat. Aku mungkin bisa mati kalau ia pergi secepat itu. Aku masih ingin melalui waktu bersamanya. Aku tahu kami akan bertemu lagi. Tapi tetap saja. Aku akan kehilangan.
LAGI.
Aku tak tahu lagi apa yang akan aku lakukan. Mungkin aku tak ingin terjebak dalam situasi seperti ini lagi. Aku terjebak bukan beratus-ratus kali. Itu terlalu menyakitkan. Bukan juga berpuluh-puluh kali. Itu juga menyakitkan. Lagipula aku tidak akan jatuh cinta semudah itu dan kehilangan terus.
Aku terjebak hanya 3 kali.
3 KALI.
Tapi mengapa rasanya banyak sekali?
Itu sangat menyakitkan. 3 kali kehilangan.
Entah bagaimana dengan kalian. Mungkin lebih banyak kali kalian terjebak dalam hal yang sama.
Bodoh.
Sudah terjebak, tapi terus terjebak.
Kenapa aku tidak menghindar saja? Agar aku tidak terjebak? Aku sudah mencoba untuk menghindar. Tapi tak ada gunanya. Aku seperti keledai bodoh yang tak dapat berpikir. Tak tahu lagi apa yang harus kuperbuat.
Menghalanginya? Aku rasa tidak.
Ia sudah cukup tersiksa karena kesakitan yang aku berikan untuknya.
Mengharapnya untuk tetap di sampingku? Aku tak mau. Ia sudah terlalu sering menemaniku. Tapi aku selalu menolak.
Hei. Kenapa aku begitu bodoh? Menolak saat ia ingin menemaniku.
Bodoh.
Dalam hatiku aku ingin ia selalu menemaniku. Tapi aku menolaknya dengan perkataanku.
Mulut sialan.
Seharusnya aku membungkam saja mulutku. Toh aku masih bisa berkomunikasi lewat tulisan.
Saat ini aku benar-benar membenci hidupku. Membenci semua yang aku lakukan.
SEMUA.
Tak ada yang kulakukan benar terhadap dia. Aku harap aku musnah dari dunia ini.
Bukankah itu akan menjadi lebih baik?
Aku tak tahu apakah ia membaca ini atau tidak. Tapi aku sungguh ingin musnah.
Sungguh.
Aku tidak berguna. Selalu menyakiti dirinya. Selalu membuatnya kecewa. Yang kulakukan hanyalah keegoisan diriku. Tapi aku pikir, ia juga mempunyai keegoisan. Meski tidak semenyakitkan keegoisan yang aku buat terhadap dirinya.
Sepertinya aku tak seharusnya berada di sini. Aku yang hadir, membuatnya tersiksa. Bahkan membuatnya ingin pergi dari sini. Meski tidak untuk selamanya.
Sebaiknya aku saja yang pergi. Jadi ia tak perlu repot-repot pergi. Aku ingin pergi. Untuk selamanya. Kupikir itu lebih baik. Hidupnya akan menjadi lebih tentram dan damai. Tak ada lagi kesakitan dan kekecewaan.
Tuesday, April 28, 2009
Semua Salah
Semua salah.
Tak ada satu pun yang aku lakukan benar.
Ia terus-menerus meminta.
Saat pertama ia meminta, aku memberikannya.
Karena aku merasa itu tak salah, sama sekali.
Tapi ketika ia mendapatkannya.
Aku mulai merasa ada sesuatu yang hilang dalam diriku.
Sesuatu yang sangat berharga.
Entah apa yang telah hilang dalam diriku.
Aku tak pernah tahu, sampai sekarang.
Akhir-akhir ini.
Jika ia memintanya lagi, aku tak ingin memberikannya.
Hingga sekarang aku mencoba untuk tegas.
Aku tidak mau memberikannya.
Tapi ia selalu mencoba untuk memintanya.
Saat aku bilang aku tidak mau,
Ia bertanya kenapa?
Tidak boleh. Aku menjawab dengan tegas.
Namun ia bertanya lagi, kenapa?
Aku tak pernah tahu jawaban atas pertanyaan yang kedua ini.
Padahal pertanyaan yang sama persis dengan yang ia tanyakan pertama kali.
Bodoh sekali aku ini.
Yang aku tahu, pengalaman dan kehidupan memberitahuku bahwa itu tidak boleh.
Selama ini ia membuatku selalu memberikannya.
Tapi kali ini, tidak.
Aku mencoba sekuat tenaga untuk tidak memberikannya.
Maafkan aku.
Aku hanya memintanya untuk mengerti.
Tak ada satu pun yang aku lakukan benar.
Ia terus-menerus meminta.
Saat pertama ia meminta, aku memberikannya.
Karena aku merasa itu tak salah, sama sekali.
Tapi ketika ia mendapatkannya.
Aku mulai merasa ada sesuatu yang hilang dalam diriku.
Sesuatu yang sangat berharga.
Entah apa yang telah hilang dalam diriku.
Aku tak pernah tahu, sampai sekarang.
Akhir-akhir ini.
Jika ia memintanya lagi, aku tak ingin memberikannya.
Hingga sekarang aku mencoba untuk tegas.
Aku tidak mau memberikannya.
Tapi ia selalu mencoba untuk memintanya.
Saat aku bilang aku tidak mau,
Ia bertanya kenapa?
Tidak boleh. Aku menjawab dengan tegas.
Namun ia bertanya lagi, kenapa?
Aku tak pernah tahu jawaban atas pertanyaan yang kedua ini.
Padahal pertanyaan yang sama persis dengan yang ia tanyakan pertama kali.
Bodoh sekali aku ini.
Yang aku tahu, pengalaman dan kehidupan memberitahuku bahwa itu tidak boleh.
Selama ini ia membuatku selalu memberikannya.
Tapi kali ini, tidak.
Aku mencoba sekuat tenaga untuk tidak memberikannya.
Maafkan aku.
Aku hanya memintanya untuk mengerti.
Kini Aku Tahu
Kini aku tahu – dan mengerti. Mengapa ia menulis sebuah blog. Mengapa juga ia dapat menulis dengan baik. Ini bukan hanya sekedar hobinya – kegemarannya. Ini bicara tentang hati dan pikiran. Aku yakin, saat ia menulis, banyak yang ingin ia keluarkan dari pikirannya.
Aku meminta maaf sebelumnya kepada dua orang yang merasa bahwa mereka aku bicarakan di sini. Satu orang yang tulisannya kubaca tanpa ijin, maafkan aku. Satu orang lagi yang menganggap bahwa perbuatannya adalah semacam perbuatan balas dendam. Tapi aku benar-benar ingin menuliskan semuanya di sini. Maafkan aku.
Hari ini aku membaca. Membaca sebuah cerita tulisannya.
Indah.
Sederhana.
Rumit.
Itulah yang akan aku katakan jika kamu menanyakan bagaimana tulisannya? Aku tahu, banyak orang yang berebut ingin membaca tulisannya.
Untaian katanya sederhana. Tapi rumit dan mempunyai makna yang sangat dalam. Aku menyukainya. Kata-katanya teruntai dengan indah. Kata per kata. Kalimat per kalimat. Semuanya terlihat indah di mataku. Cerita itu takkan terlihat indah jika aku hanya memandangnya. Tentu saja aku membacanya. Kurasuki setiap katanya. Mencoba untuk mengatahui apa yang ada dalam pikirannya saat itu. Tak cukup sulit juga untuk mengetahui isi hatinya – juga pikirannya – saat itu. Mungkin, jika aku ada di posisinya saat itu, aku akan menangis dan diam. Aku takkan berbuat apa-apa. Mungkin saja aku akan mogok untuk mengerjakan apapun, kecuali menangis dan merenungkan semua kejadian yang kualami. Tapi aku tahu, takkan ada gunanya jika aku hanya menangis dan diam. Masalah tidak akan selesai dengan diam.
Aku dan dia tak cukup berbeda. Walaupun tak saling mengenal dekat, tapi aku yakin aku tidak cukup berbeda dengan dirinya. Tidak cukup sama juga.
Aku dapat berjalan, dan dia juga. Tapi, bukankah semua orang yang aku kenal dapat berjalan? Itu tidak cukup untuk membuatku tak cukup berbeda darinya.
Bagaimana kalau.. Hmm.. Aku berambut panjang, bukankah dia juga? Bukan. Bukan itu.
Aku tahu apa yang membuat kami tak cukup berbeda. Dia dan aku sering disakiti. Dan juga kehilangan orang yang masing-masing kami sayangi. Bukankah begitu? Walaupun tidak, aku yakin kami tak cukup berbeda. Entahlah. Hanya dia yang tahu tentang ini. Bahkan aku pun tak tahu apakah ia menyayangi orang itu atau tidak. Tak pernah tahu. Dan aku tak ingin tahu. Ada satu hal yang ingin aku tahu setelah aku membaca tulisannya. Tapi aku tak akan membahas tentang itu sekarang. Aku akan membahas tentang satu hal yang aku ketahui setelah aku membaca tulisannya. Ini sungguh terjadi.
Orang itu – yang menganggap perbuatannya adalah semacam perbuatan balas dendam. Dengan kelakuannya yang selama ini aku tahu, ternyata aku tak cukup tahu tentangnya. Kami memang tidak dekat, tapi kami saling kenal. Tapi tak kusangka orang seperti itu mempunyai pengalaman seperti – aku takkan menceritakannya disini, takkan pernah. Yang pasti, orang itu pernah mengalami sesuatu yang bernama cinta. Yah, CINTA. Cerita cinta seperti itu yang kupikir hanya akan terjadi pada seseorang yang terlihat pernah merasakan cinta. Tetapi orang itu sama sekali tidak pernah terlihat seperti sedang jatuh ke dalam perangkap yang paling jahat dan paling indah – Cinta.
Seharusnya saat ini kamu tahu apa yang aku ketahui setelah aku membaca tulisannya.
Setiap orang pasti pernah, sedang, atau akan merasakan cinta.
Itu yang aku ketahui.
Semua orang merasakannya. Tak mau tahu kapan seseorang itu merasakannya. Atau seperti apa cinta yang pernah ia rasakan.
Cinta yang penuh ketulusan.
Cinta yang penuh kepalsuan.
Cinta yang penuh kebahagiaan.
Cinta yang penuh kekejaman.
Cinta yang membutuhkan pengorbanan – yang mungkin terasa indah nantinya walau sekarang terasa sakit.
Cinta yang berakhir dengan perpisahan.
Cinta yang berakhir dengan bahagia.
Atau juga bagaimana rasa cinta yang ia rasakan.
Pahit. Manis. Asam. Asin. Pedas. Tawar.
Aku meminta maaf sebelumnya kepada dua orang yang merasa bahwa mereka aku bicarakan di sini. Satu orang yang tulisannya kubaca tanpa ijin, maafkan aku. Satu orang lagi yang menganggap bahwa perbuatannya adalah semacam perbuatan balas dendam. Tapi aku benar-benar ingin menuliskan semuanya di sini. Maafkan aku.
Hari ini aku membaca. Membaca sebuah cerita tulisannya.
Indah.
Sederhana.
Rumit.
Itulah yang akan aku katakan jika kamu menanyakan bagaimana tulisannya? Aku tahu, banyak orang yang berebut ingin membaca tulisannya.
Untaian katanya sederhana. Tapi rumit dan mempunyai makna yang sangat dalam. Aku menyukainya. Kata-katanya teruntai dengan indah. Kata per kata. Kalimat per kalimat. Semuanya terlihat indah di mataku. Cerita itu takkan terlihat indah jika aku hanya memandangnya. Tentu saja aku membacanya. Kurasuki setiap katanya. Mencoba untuk mengatahui apa yang ada dalam pikirannya saat itu. Tak cukup sulit juga untuk mengetahui isi hatinya – juga pikirannya – saat itu. Mungkin, jika aku ada di posisinya saat itu, aku akan menangis dan diam. Aku takkan berbuat apa-apa. Mungkin saja aku akan mogok untuk mengerjakan apapun, kecuali menangis dan merenungkan semua kejadian yang kualami. Tapi aku tahu, takkan ada gunanya jika aku hanya menangis dan diam. Masalah tidak akan selesai dengan diam.
Aku dan dia tak cukup berbeda. Walaupun tak saling mengenal dekat, tapi aku yakin aku tidak cukup berbeda dengan dirinya. Tidak cukup sama juga.
Aku dapat berjalan, dan dia juga. Tapi, bukankah semua orang yang aku kenal dapat berjalan? Itu tidak cukup untuk membuatku tak cukup berbeda darinya.
Bagaimana kalau.. Hmm.. Aku berambut panjang, bukankah dia juga? Bukan. Bukan itu.
Aku tahu apa yang membuat kami tak cukup berbeda. Dia dan aku sering disakiti. Dan juga kehilangan orang yang masing-masing kami sayangi. Bukankah begitu? Walaupun tidak, aku yakin kami tak cukup berbeda. Entahlah. Hanya dia yang tahu tentang ini. Bahkan aku pun tak tahu apakah ia menyayangi orang itu atau tidak. Tak pernah tahu. Dan aku tak ingin tahu. Ada satu hal yang ingin aku tahu setelah aku membaca tulisannya. Tapi aku tak akan membahas tentang itu sekarang. Aku akan membahas tentang satu hal yang aku ketahui setelah aku membaca tulisannya. Ini sungguh terjadi.
Orang itu – yang menganggap perbuatannya adalah semacam perbuatan balas dendam. Dengan kelakuannya yang selama ini aku tahu, ternyata aku tak cukup tahu tentangnya. Kami memang tidak dekat, tapi kami saling kenal. Tapi tak kusangka orang seperti itu mempunyai pengalaman seperti – aku takkan menceritakannya disini, takkan pernah. Yang pasti, orang itu pernah mengalami sesuatu yang bernama cinta. Yah, CINTA. Cerita cinta seperti itu yang kupikir hanya akan terjadi pada seseorang yang terlihat pernah merasakan cinta. Tetapi orang itu sama sekali tidak pernah terlihat seperti sedang jatuh ke dalam perangkap yang paling jahat dan paling indah – Cinta.
Seharusnya saat ini kamu tahu apa yang aku ketahui setelah aku membaca tulisannya.
Setiap orang pasti pernah, sedang, atau akan merasakan cinta.
Itu yang aku ketahui.
Semua orang merasakannya. Tak mau tahu kapan seseorang itu merasakannya. Atau seperti apa cinta yang pernah ia rasakan.
Cinta yang penuh ketulusan.
Cinta yang penuh kepalsuan.
Cinta yang penuh kebahagiaan.
Cinta yang penuh kekejaman.
Cinta yang membutuhkan pengorbanan – yang mungkin terasa indah nantinya walau sekarang terasa sakit.
Cinta yang berakhir dengan perpisahan.
Cinta yang berakhir dengan bahagia.
Atau juga bagaimana rasa cinta yang ia rasakan.
Pahit. Manis. Asam. Asin. Pedas. Tawar.
Friday, April 10, 2009
Rasa Itu Selalu Ada
aku tak tahu..
dan tak pernah tahu..
bagaimana segala rasa terbentuk..
bagaimana hati ini dapat luluh..
bagaimana sikap itu dapat ku terima..
bagaimana rasa yang sungguh tak pernah kubayangkan sebelumnya menjadi cahaya yang menerangi ruang hatiku..
rasa yang sangat kecil, tapi dapat memenuhi ruang hati..
seperti cahaya lilin yang menerangi ruang besar..
sungguh tak dapat kuketahui..
aku bahkan tak ingin mencari tahu..
yang aku tahu hanyalah bahwa rasa itu ada..
dan akan selalu ada..
aku tak ingin rasa itu pergi meninggalkanku, lagi..
dan tak pernah tahu..
bagaimana segala rasa terbentuk..
bagaimana hati ini dapat luluh..
bagaimana sikap itu dapat ku terima..
bagaimana rasa yang sungguh tak pernah kubayangkan sebelumnya menjadi cahaya yang menerangi ruang hatiku..
rasa yang sangat kecil, tapi dapat memenuhi ruang hati..
seperti cahaya lilin yang menerangi ruang besar..
sungguh tak dapat kuketahui..
aku bahkan tak ingin mencari tahu..
yang aku tahu hanyalah bahwa rasa itu ada..
dan akan selalu ada..
aku tak ingin rasa itu pergi meninggalkanku, lagi..
Bukan untuk siapapun
Entah apa yang kurasakan saat itu..
Saat itu..
Perasaanqu berkata, "aku menyayanginya.. Ia menyayangiku.. Semuanya tidak salah.."
Itu yang aku pikirkan saat itu..
Aneh...
Semuanya terasa aneh..
Iya, SEMUANYA..
Rasa itu..
sikap itu..
Kelakuan itu..
Kata-kata itu..
Semuanya aneh..
Aku memutuskan semuanya..
Aku menyerahkan semuanya..
Pasrah akan segalanya..
Mengakhiri semuanya..
Aku biarkan diriku menerima seluruh kesakitan..
Meski hati terus menjerit,
tapi aku tahu ini yang terbaik yang kulakukan saat ini..
Semua telah musnah..
Telah tiada..
Aku yang telah membuatnya tiada..
Aku..
Bukan dia..
Aku menimbulkan kesakitan yang luar biasa..
Membuatnya terpukul..
Terpelanting ke dunia yang dapat membuatnya binasa..
Semua karena aku..
Aku yang memutuskan semuanya..
Membuat berjuta-juta orang kecewa..
Entah apa lagi yang harus aku lakukan..
Aku bukan orang yang baik dan pantas..
Bukan..
Bahkan untuk siapapun..
Saat itu..
Perasaanqu berkata, "aku menyayanginya.. Ia menyayangiku.. Semuanya tidak salah.."
Itu yang aku pikirkan saat itu..
Aneh...
Semuanya terasa aneh..
Iya, SEMUANYA..
Rasa itu..
sikap itu..
Kelakuan itu..
Kata-kata itu..
Semuanya aneh..
Aku memutuskan semuanya..
Aku menyerahkan semuanya..
Pasrah akan segalanya..
Mengakhiri semuanya..
Aku biarkan diriku menerima seluruh kesakitan..
Meski hati terus menjerit,
tapi aku tahu ini yang terbaik yang kulakukan saat ini..
Semua telah musnah..
Telah tiada..
Aku yang telah membuatnya tiada..
Aku..
Bukan dia..
Aku menimbulkan kesakitan yang luar biasa..
Membuatnya terpukul..
Terpelanting ke dunia yang dapat membuatnya binasa..
Semua karena aku..
Aku yang memutuskan semuanya..
Membuat berjuta-juta orang kecewa..
Entah apa lagi yang harus aku lakukan..
Aku bukan orang yang baik dan pantas..
Bukan..
Bahkan untuk siapapun..
Tuesday, March 24, 2009
Cinta sejati dan kebahagiaan
Aku tahu,,
cinta itu ada.
YA, cinta sejati.
SELALU ada dalam kehidupan setiap orang.
Banyak yang menganggap cinta itu tak ada.
Tanyakanlah pada dirimu sendiri.
Adakah cinta sejati dalam hidupmu?
Menurutku, ADA.
Lihatlah sekitarmu.
Cintamu dengan orang tuamu?
Bukankah itu cinta sejati?
Mereka menemanimu setiap saat.
Selalu ada untukmu.
Kalau tidak ada cinta sejati, apakah hidupmu akan bahagia?
Bahagia itu pilihan.
Pilihan setiap orang.
Apakah kamu tidak pernah merasa bahagia selama hidupmu?
Pasti pernah bukan?
Saat kamu berkata kamu bahagia, maka kamu akan bahagia.
Saat kamu memilih untuk bersedih dan menderita, maka kamu akan terlarut dalam penderitaan, pikiranmu sendiri.
Pikirkanlah..
Saat kamu mendapat sebuah hadiah.
Kamu merasa sedih atau bahagia?
Meskipun itu bukan hadiah yang kamu inginkan, kamu akan merasa bahagia bahwa ada yang memerhatikanmu, atau kamu akan merasa sedih karena kamu tidak mendapatkan yang kamu inginkan?
cinta itu ada.
YA, cinta sejati.
SELALU ada dalam kehidupan setiap orang.
Banyak yang menganggap cinta itu tak ada.
Tanyakanlah pada dirimu sendiri.
Adakah cinta sejati dalam hidupmu?
Menurutku, ADA.
Lihatlah sekitarmu.
Cintamu dengan orang tuamu?
Bukankah itu cinta sejati?
Mereka menemanimu setiap saat.
Selalu ada untukmu.
Kalau tidak ada cinta sejati, apakah hidupmu akan bahagia?
Bahagia itu pilihan.
Pilihan setiap orang.
Apakah kamu tidak pernah merasa bahagia selama hidupmu?
Pasti pernah bukan?
Saat kamu berkata kamu bahagia, maka kamu akan bahagia.
Saat kamu memilih untuk bersedih dan menderita, maka kamu akan terlarut dalam penderitaan, pikiranmu sendiri.
Pikirkanlah..
Saat kamu mendapat sebuah hadiah.
Kamu merasa sedih atau bahagia?
Meskipun itu bukan hadiah yang kamu inginkan, kamu akan merasa bahagia bahwa ada yang memerhatikanmu, atau kamu akan merasa sedih karena kamu tidak mendapatkan yang kamu inginkan?
Wednesday, March 18, 2009
Seonggok kapas
Ia melakukanya. Sudah kuduga sebelumnya. Ia akan melakukannya. Waktu itu telah kunantikan selama bertahun-tahun. Ia pasti akan melakukannya. Dan waktu itu telah sampai. Ia telah melakukannya di hadapanku. Mencabik-cabik segala harapanku yang kini telah musnah. Merajam seluruh kepercayaanku. Melunturkan seluruh warna mimpiku. Menghancurkan diriku. Membakar seluruh anganku hingga yang tersisa hanyalah abu. Abu yang berupa ampas dari seluruh anganku. Tiada bekas. Anganku telah musnah. Aku bahkan tak tahu lagi apa yang akan kulakukan dalam hidupku. Tak ada lagi. Seharusnya kuakhiri saja perjalanan hidup ini. Tiada guna lagi. Angan, mimpi, harapan, kepercayaan, semua palsu. Tiada lagi yang dapat kupercaya. Semua hilang. Hangus terbakar. Kosong. Hampa. Musnah. Hangus. Tiada guna. Apapun yang akan aku lakukan akan sia-sia.
Aku tak lebih dari seonggok kapas yang mudah hanyut terbawa angin. Mengikuti jejak angin yang tak tentu arahnya. Ya, itulah aku sekarang. Seonggok kapas yang kotor, kecil, dan tak berguna. Ya. Tak ada yang mempedulikanku. Bahkan bintang. Bintang yang mengikutiku pun tak pernah peduli padaku. Bintang yang selalu mendengar tangisanku, yang selalu mendengar teriakan tolongku. Ia hanya memandangku. Tersenyum. Dan tertawa bersama teman-temannya di langit hitam. Tak mempedulikanku. Bintang melirikku?? Jangan harap. Tidak sama sekali. Dilahirkan untuk apakah aku ini?? Untuk diam. Untuk disakiti. Untuk dijauhi. Untuk dipermainkan. Untuk dihancurkan. Untuk dibunuh. Aku telah hancur. Semua telah terbunuh. Apalagi yang akan ia ambil?? Harta? Aku tak punya harta. Keindahan? Apalagi. Keindahanku telah tiada. Harapan? Harapanku telah tercabik-cabik. Mimpi? Mimpiku telah berwarna putih. Angan? Bukankah ia sudah membakar seluruh anganku? Hanya abu yang tersisa. Tiada lagi yang dapat kupertahankan. Tiada lagi alasan untuk hidup. Tiada lagi kepercayaan yang dapat kupegang. Aku sudah tidak mempunyai apapun. Hanya seonggok kapas yang kotor. Tak berguna.
Aku tak lebih dari seonggok kapas yang mudah hanyut terbawa angin. Mengikuti jejak angin yang tak tentu arahnya. Ya, itulah aku sekarang. Seonggok kapas yang kotor, kecil, dan tak berguna. Ya. Tak ada yang mempedulikanku. Bahkan bintang. Bintang yang mengikutiku pun tak pernah peduli padaku. Bintang yang selalu mendengar tangisanku, yang selalu mendengar teriakan tolongku. Ia hanya memandangku. Tersenyum. Dan tertawa bersama teman-temannya di langit hitam. Tak mempedulikanku. Bintang melirikku?? Jangan harap. Tidak sama sekali. Dilahirkan untuk apakah aku ini?? Untuk diam. Untuk disakiti. Untuk dijauhi. Untuk dipermainkan. Untuk dihancurkan. Untuk dibunuh. Aku telah hancur. Semua telah terbunuh. Apalagi yang akan ia ambil?? Harta? Aku tak punya harta. Keindahan? Apalagi. Keindahanku telah tiada. Harapan? Harapanku telah tercabik-cabik. Mimpi? Mimpiku telah berwarna putih. Angan? Bukankah ia sudah membakar seluruh anganku? Hanya abu yang tersisa. Tiada lagi yang dapat kupertahankan. Tiada lagi alasan untuk hidup. Tiada lagi kepercayaan yang dapat kupegang. Aku sudah tidak mempunyai apapun. Hanya seonggok kapas yang kotor. Tak berguna.
Monday, March 9, 2009
Looking for faultness
Entah apa yang terjadi..
Keinginan ini begitu kuat..
Keinginan untuk mengubah semuanya..
Entah apa lagi yang terjadi pada diriku..
Tak pernah aku dapat menahan diriku..
Hanya untuk diam dan tidak berbicara..
Aku tak dapat melakukannya..
Hanya diam dan menunggunya menghampiriku..
Tak pernah..
Aku selalu tak sabar dan terus menghampirinya..
Mengatakan yang sesungguhnya terjadi kepadaku..
Mencari-cari kesalahan pada diriku..
Kesalahan yang sesungguhnya bukan milikku..
Entah kenapa,,
aku berhasil menemukan kesalahan itu..
Dan berhasil meremehkan diriku..
Menjatuhkan diriku sendiri di dalam kesalahan..
Keinginan ini begitu kuat..
Keinginan untuk mengubah semuanya..
Entah apa lagi yang terjadi pada diriku..
Tak pernah aku dapat menahan diriku..
Hanya untuk diam dan tidak berbicara..
Aku tak dapat melakukannya..
Hanya diam dan menunggunya menghampiriku..
Tak pernah..
Aku selalu tak sabar dan terus menghampirinya..
Mengatakan yang sesungguhnya terjadi kepadaku..
Mencari-cari kesalahan pada diriku..
Kesalahan yang sesungguhnya bukan milikku..
Entah kenapa,,
aku berhasil menemukan kesalahan itu..
Dan berhasil meremehkan diriku..
Menjatuhkan diriku sendiri di dalam kesalahan..
Tuesday, March 3, 2009
Aku..
Aku bukan sebuah boneka yang tak dapat merasakan.
Aku bukan sebuah boneka yang tidak mempunyai perasaan.
Aku bukan sebuah boneka yang tak dapat disakiti.
Aku bukan sebuah boneka yang tidak dapat mendengar.
Aku bukan sebuah boneka yang tidak dapat melihat.
Aku bukan sebuah boneka yang tidak mengetahui apapun.
Aku bukan sebuah boneka yang tak dapat bersedih.
Aku bukan sebuah boneka yang tidak pernah takut.
Aku bukan sebuah boneka yang tak dapat menangis.
Aku adalah seorang manusia yang dapat merasakan.
Aku adalah seorang manusia yang dapat mengetahui sesuatu.
Aku adalah seorang manusia yang dapat disakiti.
Aku adalah seorang manusia yang penakut.
Aku adalah seorang manusia cengeng yang mudah menangis.
Aku adalah manusia yang selalu takut kehilangan.
Aku akui, aku terlalu takut untuk kehilangan dan aku tak ingin kehilangan.
Saat aku takut, aku hanya bersedih, menyendiri, dan larut dalam tangis.
Tapi siapa yang pernah tahu bahwa aku mudah larut dalam tangis?? Tak ada yang tahu.
Mereka hanya tahu aku adalah seorang yang tegar, yang takkan mudah menangis. Tapi mereka tak pernah tahu aku selalu menangis dalam ketakutan. Mereka tak pernah tahu aku menangis dalam kesakitan. Bukan kesakitan biasa. Kesakitan yang kurasakan membuatku menderita. Kesakitan ini bagai dirajam berjuta belati. Kesakitan yang lebih dari yang pernah kubayangkan sebelumnya, yang tak pernah seorang pun mengalaminya, aku yakin. Tangisku pun bukan tangis karena aku jatuh, atau karena aku terluka. Tangisan ini karena aku merasa takut. Takut aku akan kehilangannya. Aku takut bahwa semua ini akan berlalu. Aku takut semua ini akan berakhir. Aku takut kebahagiaan itu hilang. Aku takut kebahagiaan itu meninggalkan diriku. Aku takut kebahagiaan itu mati. Aku tak ingin semua ini berlalu. Aku tak ingin pelangi itu hilang. Sebab jika pelangi itu hilang, aku takkan menemukannya lagi. Mungkin aku akan menemukan pelangi lain, tapi ku tahu itu bukan pelangi yang sama yang pernah kutemui. Pelangi yang sekarang berada dalam hidupku dan menjadi milikku adalah pelangi yang takkan pernah tergantikan. Pelangi terindah yang pernah kumiliki.
Aku bukan sebuah boneka yang tidak mempunyai perasaan.
Aku bukan sebuah boneka yang tak dapat disakiti.
Aku bukan sebuah boneka yang tidak dapat mendengar.
Aku bukan sebuah boneka yang tidak dapat melihat.
Aku bukan sebuah boneka yang tidak mengetahui apapun.
Aku bukan sebuah boneka yang tak dapat bersedih.
Aku bukan sebuah boneka yang tidak pernah takut.
Aku bukan sebuah boneka yang tak dapat menangis.
Aku adalah seorang manusia yang dapat merasakan.
Aku adalah seorang manusia yang dapat mengetahui sesuatu.
Aku adalah seorang manusia yang dapat disakiti.
Aku adalah seorang manusia yang penakut.
Aku adalah seorang manusia cengeng yang mudah menangis.
Aku adalah manusia yang selalu takut kehilangan.
Aku akui, aku terlalu takut untuk kehilangan dan aku tak ingin kehilangan.
Saat aku takut, aku hanya bersedih, menyendiri, dan larut dalam tangis.
Tapi siapa yang pernah tahu bahwa aku mudah larut dalam tangis?? Tak ada yang tahu.
Mereka hanya tahu aku adalah seorang yang tegar, yang takkan mudah menangis. Tapi mereka tak pernah tahu aku selalu menangis dalam ketakutan. Mereka tak pernah tahu aku menangis dalam kesakitan. Bukan kesakitan biasa. Kesakitan yang kurasakan membuatku menderita. Kesakitan ini bagai dirajam berjuta belati. Kesakitan yang lebih dari yang pernah kubayangkan sebelumnya, yang tak pernah seorang pun mengalaminya, aku yakin. Tangisku pun bukan tangis karena aku jatuh, atau karena aku terluka. Tangisan ini karena aku merasa takut. Takut aku akan kehilangannya. Aku takut bahwa semua ini akan berlalu. Aku takut semua ini akan berakhir. Aku takut kebahagiaan itu hilang. Aku takut kebahagiaan itu meninggalkan diriku. Aku takut kebahagiaan itu mati. Aku tak ingin semua ini berlalu. Aku tak ingin pelangi itu hilang. Sebab jika pelangi itu hilang, aku takkan menemukannya lagi. Mungkin aku akan menemukan pelangi lain, tapi ku tahu itu bukan pelangi yang sama yang pernah kutemui. Pelangi yang sekarang berada dalam hidupku dan menjadi milikku adalah pelangi yang takkan pernah tergantikan. Pelangi terindah yang pernah kumiliki.
Don't go
I won't let you go..
If you disappear from this world,,
if you let me go and
you never come back,,
i will try to find you till the end of the world..
but you won't know that i try to find you
because you never care..
But i'll find you and hold on tight..
If you gonna run,,
i'll let you go but i just want you to know
that i'll never forget about you..
If you disappear from this world,,
if you let me go and
you never come back,,
i will try to find you till the end of the world..
but you won't know that i try to find you
because you never care..
But i'll find you and hold on tight..
If you gonna run,,
i'll let you go but i just want you to know
that i'll never forget about you..
Monday, March 2, 2009
You never know..
You never know..
You never know how much i care about you..
You never know how deep my life mean to me..
You never know how much you mean to me..
You never know how much you give me strength that i can live till now..
You never know how i can know you..
You never know how i can love you..
You never know about me..
You will never know that i always come to your life..
You just never know that i always try to protect you..
You will never know that i care about you..
You will never care about me as i care about you..
You just don't know anything..
You know nothing about me..
And i won't let you know..
I'll just keep it in my heart till i die..
You never know how much i care about you..
You never know how deep my life mean to me..
You never know how much you mean to me..
You never know how much you give me strength that i can live till now..
You never know how i can know you..
You never know how i can love you..
You never know about me..
You will never know that i always come to your life..
You just never know that i always try to protect you..
You will never know that i care about you..
You will never care about me as i care about you..
You just don't know anything..
You know nothing about me..
And i won't let you know..
I'll just keep it in my heart till i die..
Monday, February 9, 2009
Kebodohanku
Maafkan aku atas semua kesalahanku..
ketidakjujuranku terhadapmu..
Merahasiakan sesuatu yang seharusnya tak kurahasiakan kepadamu...
Aku memang bukan sahabat yang baik..
Aku bukan sahabat yang selalu ada untukmu..
Aku bukan sahabat yang selalu kau impikan..
Aku tahu aku salah karena telah menyimpan rahasia hidupku..
Tak semua yang terjadi dalam hidupku kau ketahui..
Tak semua yang terjadi dalam hidupku diketahui oleh orang di sekitarku,,
tidak pula orang-orang terdekatku..
Maafkan aku karena kebodohanku..
ketidakjujuranku terhadapmu..
Merahasiakan sesuatu yang seharusnya tak kurahasiakan kepadamu...
Aku memang bukan sahabat yang baik..
Aku bukan sahabat yang selalu ada untukmu..
Aku bukan sahabat yang selalu kau impikan..
Aku tahu aku salah karena telah menyimpan rahasia hidupku..
Tak semua yang terjadi dalam hidupku kau ketahui..
Tak semua yang terjadi dalam hidupku diketahui oleh orang di sekitarku,,
tidak pula orang-orang terdekatku..
Maafkan aku karena kebodohanku..
Faultness in the Perfectness..
Aku hanyalah seorang pengecut yang selalu mencoba untuk berlari dari kenyataan hidup..
Menjalani sebuah kesempurnaan.. Dimana kesempurnaan itu mempunyai kesalahan yang kututupi.. Aku mengabaikan kesalahan itu, menutupnya rapat-rapat, menganggapnya tak ada, mencoba untuk berlari darinya, dan membuat segalanya nyaris sempurna.. Kesempurnaan yang sangat salah.. Kesempurnaan yang membutakanku..
Aku hanyalah seorang pengecut yang tak berguna.. Hanya mendengar dan diam dalam kebimbangan hati seorang manusia.. Aku pun tak lebih dari seorang manusia yang penuh kebodohan, kebimbangan, dan dusta.. Aku seorang manusia hina yang tak berguna.. Menunggu untuk disayangi, dan pada akhirnya aku menyakiti orang yang telah menyayangiku..
Aku hanyalah seorang bodoh.. Yang selalu mengecewakan hati setiap hati manusia yang ada di sekitarku.. Seorang manusia hanya bisa menerima dan sama sekali tak mampu untuk memberi apapun.. Bahkan untuk orang yang ada dalam hatiku sekalipun.. Aku tak pernah memberikannya kenyamanan.. Aku hanya terdiam dalam kepedihan hatinya.. Menangis terdiam di atas kepedihan hatinya tanpa melakukan apapun.. Memang aku manusia hina yang sangat tak berguna, bukan? Hanya seorang manusia bodoh yang pengecut !!
Maafkan aku atas semua kebodohan dan kesalahanku.. Maafkan aku karena telah membuatmu terjebak dari pelarian kenyataan hidupku.. Maafkan aku karena aku seorang pengecut yang tak lebih dari seorang pengecut bodoh..
Menjalani sebuah kesempurnaan.. Dimana kesempurnaan itu mempunyai kesalahan yang kututupi.. Aku mengabaikan kesalahan itu, menutupnya rapat-rapat, menganggapnya tak ada, mencoba untuk berlari darinya, dan membuat segalanya nyaris sempurna.. Kesempurnaan yang sangat salah.. Kesempurnaan yang membutakanku..
Aku hanyalah seorang pengecut yang tak berguna.. Hanya mendengar dan diam dalam kebimbangan hati seorang manusia.. Aku pun tak lebih dari seorang manusia yang penuh kebodohan, kebimbangan, dan dusta.. Aku seorang manusia hina yang tak berguna.. Menunggu untuk disayangi, dan pada akhirnya aku menyakiti orang yang telah menyayangiku..
Aku hanyalah seorang bodoh.. Yang selalu mengecewakan hati setiap hati manusia yang ada di sekitarku.. Seorang manusia hanya bisa menerima dan sama sekali tak mampu untuk memberi apapun.. Bahkan untuk orang yang ada dalam hatiku sekalipun.. Aku tak pernah memberikannya kenyamanan.. Aku hanya terdiam dalam kepedihan hatinya.. Menangis terdiam di atas kepedihan hatinya tanpa melakukan apapun.. Memang aku manusia hina yang sangat tak berguna, bukan? Hanya seorang manusia bodoh yang pengecut !!
Maafkan aku atas semua kebodohan dan kesalahanku.. Maafkan aku karena telah membuatmu terjebak dari pelarian kenyataan hidupku.. Maafkan aku karena aku seorang pengecut yang tak lebih dari seorang pengecut bodoh..
Happiness
Aku bukan seorang yang sempurna..
Bahkan aku bukan seorang yang indah..
Aku adalah sebuah kesalahan..
Kesalahn yang membuat semua orang tertawa..
Aku membuatmu sedih dan kecewa..
Karena aku melakukann kesalahan..
Kesalahan yang kupikir tadinya untuk kebaikanmu..
Kebaikan yang membuatmu kecewa padaku..
Maafkan aku untuk kekecewaan yang kuberi..
Maafkan kebodohanku karena kesalahanku..
Aku tahu semua begitu indah...
Saat bersamamu aku menemukan kebahagiaan..
Hal terindah terjadi dalam hidupku yang malang..
Kamu mengubah hariku dengan senyum...
Tapi semua keindahan ini terasa salah..
Tak seharusnya aku menjalani kebahagiaan ini...
Kebahagiaan ini bukan untukku..
Kebahagiaan ini tak pantas untukku..
Kebahagiaan ini hanya membuatmu kecewa...
Kecewa dengan diriku yang bodoh..
Kecewa dengan perlakuan bodohku yang sok tahu,,
untuk selalu membuatmu bahagia..
Semua ini tidak benar,,
tak ada satupun yang benar,,
kecuali perasaanku..
Bahkan aku bukan seorang yang indah..
Aku adalah sebuah kesalahan..
Kesalahn yang membuat semua orang tertawa..
Aku membuatmu sedih dan kecewa..
Karena aku melakukann kesalahan..
Kesalahan yang kupikir tadinya untuk kebaikanmu..
Kebaikan yang membuatmu kecewa padaku..
Maafkan aku untuk kekecewaan yang kuberi..
Maafkan kebodohanku karena kesalahanku..
Aku tahu semua begitu indah...
Saat bersamamu aku menemukan kebahagiaan..
Hal terindah terjadi dalam hidupku yang malang..
Kamu mengubah hariku dengan senyum...
Tapi semua keindahan ini terasa salah..
Tak seharusnya aku menjalani kebahagiaan ini...
Kebahagiaan ini bukan untukku..
Kebahagiaan ini tak pantas untukku..
Kebahagiaan ini hanya membuatmu kecewa...
Kecewa dengan diriku yang bodoh..
Kecewa dengan perlakuan bodohku yang sok tahu,,
untuk selalu membuatmu bahagia..
Semua ini tidak benar,,
tak ada satupun yang benar,,
kecuali perasaanku..
Tuesday, February 3, 2009
Dalam Rasa...
Aku terjebak,,
Dalam rasa yang selalu kuimpikan,,
Dalam rasa yang selalu kudambakan untuk hadir dalam sela-sela kehidupanku,,
Dalam rasa yang seharusnya tak kuarasakan,,
Dalam rasa yang menjebakku ke dalam keindahan fana,,
Dalam rasa yang telah membuat segala sesuatu dalam hidupku salah...
Tercabik oleh berjuta belati...
Tersenyum dalam semua kebodohanku..
Tertawa oleh semua kebahagiaan yang kurasakan...
Dalam rasa yang selalu kuimpikan,,
Dalam rasa yang selalu kudambakan untuk hadir dalam sela-sela kehidupanku,,
Dalam rasa yang seharusnya tak kuarasakan,,
Dalam rasa yang menjebakku ke dalam keindahan fana,,
Dalam rasa yang telah membuat segala sesuatu dalam hidupku salah...
Tercabik oleh berjuta belati...
Tersenyum dalam semua kebodohanku..
Tertawa oleh semua kebahagiaan yang kurasakan...
...
Entah apa yang telah kurasakan..
Apakah semua begitu salah karena aku telah merasakan semua rasa ini??
Entah apa yang telah membuatku merasakan ini...
Membuat segalanya terlihat begitu indah dan salah...
Hal-hal terindah yang pernah kualami dalam kehidupanku...
Membuat hari-hariku menjadi indah..
Kehidupanku diwarnai pelangi yang indah...
Membuat aku terjebak dalam kesalahan karena telah merasakan rasa ini...
Apakah semua begitu salah karena aku telah merasakan semua rasa ini??
Entah apa yang telah membuatku merasakan ini...
Membuat segalanya terlihat begitu indah dan salah...
Hal-hal terindah yang pernah kualami dalam kehidupanku...
Membuat hari-hariku menjadi indah..
Kehidupanku diwarnai pelangi yang indah...
Membuat aku terjebak dalam kesalahan karena telah merasakan rasa ini...
Salah..
Semua terasa salah...
Saat aku mengakui semua yang terjadi padaku...
Saat aku melakukan segalanya yang telah menjadi salah..
Saat aku menatap ke dalam matanya...
Saat aku mencari sesuatu dalam hatinya..
Tertawa dalam segala kebodohan yang telah kulakukan..
Menangis dalam suka yang telah kurasakan...
Tersenyum dalam segala duka..
Semua ini salah...
Aku terjebak dalam dunia fana..
Dalam perasaan yang tak seharusnya kurasakan..
Dalam kebahagiaan yang tak seharusnya kuterima...
Tapi semuanya telah terlambat..
Aku harus melaluinya..
Dengan senyuman dan tangisan yang mengiringiku...
Saat aku mengakui semua yang terjadi padaku...
Saat aku melakukan segalanya yang telah menjadi salah..
Saat aku menatap ke dalam matanya...
Saat aku mencari sesuatu dalam hatinya..
Tertawa dalam segala kebodohan yang telah kulakukan..
Menangis dalam suka yang telah kurasakan...
Tersenyum dalam segala duka..
Semua ini salah...
Aku terjebak dalam dunia fana..
Dalam perasaan yang tak seharusnya kurasakan..
Dalam kebahagiaan yang tak seharusnya kuterima...
Tapi semuanya telah terlambat..
Aku harus melaluinya..
Dengan senyuman dan tangisan yang mengiringiku...
Sunday, February 1, 2009
Rasa itu..
Rasa itu tulus..
Rasa itu membuatku selalu ingin menjaganya...
Rasa itu membuatku selalu ingin ada di sampingnya..
Rasa itu membuatku selalu ingin melakukan yang terbaik..
Rasa itu membuatku selalu nyaman berada di dekatnya..
Rasa itu membuatku khawatir ketika dia sakit..
Rasa itu membuatku selalu mencoba membantunya sebisa mungkin..
Rasa itu membuatku dihantui ketakutan untuk kehilangan..
Rasa itu membuatku merasakan sesuatu yangberbeda dalam hidupku...
Rasa itu membuatku selalu ingin menjaganya...
Rasa itu membuatku selalu ingin ada di sampingnya..
Rasa itu membuatku selalu ingin melakukan yang terbaik..
Rasa itu membuatku selalu nyaman berada di dekatnya..
Rasa itu membuatku khawatir ketika dia sakit..
Rasa itu membuatku selalu mencoba membantunya sebisa mungkin..
Rasa itu membuatku dihantui ketakutan untuk kehilangan..
Rasa itu membuatku merasakan sesuatu yangberbeda dalam hidupku...
Hanyut..
Rasa itu memudar..
Mungkin dalam pikiranku, rasa itu masih ada,
tapi dalam hatiku, rasa itu perlahan-lahan memudar..
Hanyut bersama kotak sejuta kenangan yang kulewati bersamany,
mengikuti arus waktu yang tak tentu arahnya..
Rasa itu perlahan-lahan hanyut,
jatuh ke dasar jurang yang dalam,
tersimpan di dalam hati yang gelap,
yang tak dapat kuraih...
Entah sejak kapan dan mengapa rasa itu hanyut..
30.12.2007
Mungkin dalam pikiranku, rasa itu masih ada,
tapi dalam hatiku, rasa itu perlahan-lahan memudar..
Hanyut bersama kotak sejuta kenangan yang kulewati bersamany,
mengikuti arus waktu yang tak tentu arahnya..
Rasa itu perlahan-lahan hanyut,
jatuh ke dasar jurang yang dalam,
tersimpan di dalam hati yang gelap,
yang tak dapat kuraih...
Entah sejak kapan dan mengapa rasa itu hanyut..
30.12.2007
Miracle..
Sitting beside you in the park,,
staring up at the blue skies,,
white clouds,,
birds flying through the skies,,
feeling happy...
I saw your face for a moment and begin to smile..
Loving you is one of the miracle that god has gave to me,,
and the other is being loved..
I don't want to go far away from you..
I want to be always sit beside you,,
holding your hand,,
hug you,,
and feel warm..
staring up at the blue skies,,
white clouds,,
birds flying through the skies,,
feeling happy...
I saw your face for a moment and begin to smile..
Loving you is one of the miracle that god has gave to me,,
and the other is being loved..
I don't want to go far away from you..
I want to be always sit beside you,,
holding your hand,,
hug you,,
and feel warm..
Sahabat Sejati..
SeoRan9 saHaBat seJati adaLaH seSeoRang yan9 seLalu aDa buaT kAmu..
KapanPun kaMu keSepiAn,,
daN meMbuTuhKan seSeoRang di saMpin9 kaMu,,
diA aKan seLalu aDa meNemani kaMu..
KapanPun kAmu seDan9 berseDih,,
diA aKan selaLu beRuSaha mEmbUaTmu teRsenyuM..
Mun9kiN aKu buKan saHabAt sejaTi ba9imu,,
taPi aKu aKan beRusaHa membuaTmu selaLu teRsenYum..
KapanPun kaMu keSepiAn,,
daN meMbuTuhKan seSeoRang di saMpin9 kaMu,,
diA aKan seLalu aDa meNemani kaMu..
KapanPun kAmu seDan9 berseDih,,
diA aKan selaLu beRuSaha mEmbUaTmu teRsenyuM..
Mun9kiN aKu buKan saHabAt sejaTi ba9imu,,
taPi aKu aKan beRusaHa membuaTmu selaLu teRsenYum..
Sunday, January 18, 2009
I don't wanna lose her
28 Desember 2007...
”Ve.. Aku sayang Vellany.... Tapi apakah dia juga menyayangi aku?? Sudah dari 18 Juni 2006 aku mengenal dia... Dan rasa sayangku terus tumubuh hingga sekarang... Itu sudah satu setengah tahun yang lalu.. Tapi sampai saat ini, dia masih belum membalas perasaanku... Padahal dia benar-benar tahu apa yang aku rasakan kepadanya... Sepertinya semua sia-sia... Yang selama ini aku lakukan, yang selama ini aku perjuangkan, semuanya sia-sia..,” kata Gio.
”Semua ga sia-sia, Gi... Semua pasti akan ada hasilnya... Kalau kamu bersabar, dan terus berusaha, pasti bisa.... Mungkin sekarang memang bukan waktu yang tepat...,” balasku.
”Tapi sampai kapan?! Aku sudah lelah terus-menerus tidak dianggap seperti ini..,”
”Sabarlah... Semua pasti ada hikmahnya... Jangan menyerah...,”
”Huh...,”
Beberapa hari kemudian...
”Ve, aku baru saja menemukan seseorang yang lain yang aku sukai... Namanya Sella... Dia mempunyai masalah dengan pacarnya..Dan dia sering bercerita tentang hubungannya kepada aku..,”
”Jadi?,”
”Jadi, dia baru saja putus dengan pacarnya itu... Dan karena aku menyayanginya, maka aku mengutarakan perasaanku kepadanya.. Dan dia menerima aku..,”
”Hah??!! Jadi kamu pacaran dengannya?? Bagaimana dengan Vellany?? Bukankah kamu sudah lama menyayanginya?,”
”Memang.. Tapi itu dulu... Sekarang aku menyayangi Sella... Dan aku sudah tidak akan mengejar Vellany lagi...,”
”Tapii,,,, apakah kamu yakin? ,”
”Ya, aku yakin..,”
”Tapi aku rasa, kamu hanya pelarian kepada Sella.. Kasihanilah dirimu... Kamu menyayangi Vellany, bukan Sella!!!,”
”Tidak! Aku menyayangi Sella... Vellany hanya masa laluku..,”
”Terserah apa katamu... Jalanilah, dan menyesalah nantinya...,”
Setelah hari itu, Gio tak kunjung mencari aku, entah lewat sms maupun telepon..
Setelah 10 hari dari hari itu, aku bertemu dengan Gio..
”Gio, bagaimana keadaanmu dengan Sella?,”
”Aku sudah putus dengannya..,”
”Kenapa?,”
”Entahlah..,”
”Apakah karena kamu sudah sadar bahwa kamu tidak menyayangi Sella, tapi kamu menyayangi Vellany??,”
”Mungkin...,”
”Ayolah, mengaku saja kepadaku..,””Aku tidak tahu... Aku bingung dengan perasaanku sendiri..,”
”Gio, aku tahu, kamu masih menyayangi Vellany..,”
”Tolonglah, ve... Jangan memaksa aku..,”
”Baiklah.. Tapi aku tahu, suatu saat kamu pasti akan sadar...,”
18 Januari 2009...
”Ve,, sudah 2 tahun 7 bulan aku menyayangi Vellany... Aku tidak mau kehilangan dia lagi... I don’t wanna lose her again!!,”
”Aku tahu..,”
”Mengapa aku begitu bodoh, dulu aku meniggalkannya untuk Sella, seseorang yang hanya merupakan pelarian..,”
”Aku sudah pernah bilang dulu kepadamu... Sella bukanlah orang yang kamu sayang... Tapi Vellany yang kamu sayang..,”
”Iya.. Aku tahu aku bodoh.. Aku melepaskannya hanya karena dia tidak membalas perasaanku...,”
”Memang kamu bodoh...,”
”Pokoknya, ve... I don’t wanna lose her again... I love her very much….,”
”Ve.. Aku sayang Vellany.... Tapi apakah dia juga menyayangi aku?? Sudah dari 18 Juni 2006 aku mengenal dia... Dan rasa sayangku terus tumubuh hingga sekarang... Itu sudah satu setengah tahun yang lalu.. Tapi sampai saat ini, dia masih belum membalas perasaanku... Padahal dia benar-benar tahu apa yang aku rasakan kepadanya... Sepertinya semua sia-sia... Yang selama ini aku lakukan, yang selama ini aku perjuangkan, semuanya sia-sia..,” kata Gio.
”Semua ga sia-sia, Gi... Semua pasti akan ada hasilnya... Kalau kamu bersabar, dan terus berusaha, pasti bisa.... Mungkin sekarang memang bukan waktu yang tepat...,” balasku.
”Tapi sampai kapan?! Aku sudah lelah terus-menerus tidak dianggap seperti ini..,”
”Sabarlah... Semua pasti ada hikmahnya... Jangan menyerah...,”
”Huh...,”
Beberapa hari kemudian...
”Ve, aku baru saja menemukan seseorang yang lain yang aku sukai... Namanya Sella... Dia mempunyai masalah dengan pacarnya..Dan dia sering bercerita tentang hubungannya kepada aku..,”
”Jadi?,”
”Jadi, dia baru saja putus dengan pacarnya itu... Dan karena aku menyayanginya, maka aku mengutarakan perasaanku kepadanya.. Dan dia menerima aku..,”
”Hah??!! Jadi kamu pacaran dengannya?? Bagaimana dengan Vellany?? Bukankah kamu sudah lama menyayanginya?,”
”Memang.. Tapi itu dulu... Sekarang aku menyayangi Sella... Dan aku sudah tidak akan mengejar Vellany lagi...,”
”Tapii,,,, apakah kamu yakin? ,”
”Ya, aku yakin..,”
”Tapi aku rasa, kamu hanya pelarian kepada Sella.. Kasihanilah dirimu... Kamu menyayangi Vellany, bukan Sella!!!,”
”Tidak! Aku menyayangi Sella... Vellany hanya masa laluku..,”
”Terserah apa katamu... Jalanilah, dan menyesalah nantinya...,”
Setelah hari itu, Gio tak kunjung mencari aku, entah lewat sms maupun telepon..
Setelah 10 hari dari hari itu, aku bertemu dengan Gio..
”Gio, bagaimana keadaanmu dengan Sella?,”
”Aku sudah putus dengannya..,”
”Kenapa?,”
”Entahlah..,”
”Apakah karena kamu sudah sadar bahwa kamu tidak menyayangi Sella, tapi kamu menyayangi Vellany??,”
”Mungkin...,”
”Ayolah, mengaku saja kepadaku..,””Aku tidak tahu... Aku bingung dengan perasaanku sendiri..,”
”Gio, aku tahu, kamu masih menyayangi Vellany..,”
”Tolonglah, ve... Jangan memaksa aku..,”
”Baiklah.. Tapi aku tahu, suatu saat kamu pasti akan sadar...,”
18 Januari 2009...
”Ve,, sudah 2 tahun 7 bulan aku menyayangi Vellany... Aku tidak mau kehilangan dia lagi... I don’t wanna lose her again!!,”
”Aku tahu..,”
”Mengapa aku begitu bodoh, dulu aku meniggalkannya untuk Sella, seseorang yang hanya merupakan pelarian..,”
”Aku sudah pernah bilang dulu kepadamu... Sella bukanlah orang yang kamu sayang... Tapi Vellany yang kamu sayang..,”
”Iya.. Aku tahu aku bodoh.. Aku melepaskannya hanya karena dia tidak membalas perasaanku...,”
”Memang kamu bodoh...,”
”Pokoknya, ve... I don’t wanna lose her again... I love her very much….,”
Mereka hanya dititipkan kepada kita
“Ve..Besok dia akan pergi.. Tapi sampai sekarang dia belum menghubungi aku,” kata Lala.
”Kamu ga mencoba menghubungi dia?,”tanyaku.
”Ga, ve.. Aku ga mau menganggunya, merepotkannya untuk yang terakhir kali, sebelum dia pergi,,”
”Tapi, La.. Kamu belum menyelesaikan masalahmu dengannya,”
”Aku tahu.. Tapi aku ga mau terus-menerus meneleponnya lebih dulu.. Aku hanya ingin tahu, apakah dia tetap menganggapku sahabatnya?,”
”La, aku mau bertanya.. Tapi kamu harus menjawabnya dengan jujur.. Janji?,”
”Iya, aku janji.. Apa yang mau kamu tanyakan?,”
”Hmm... Jujur, kamu menyayangi dia, lebih dari sahabat bukan?,”
”Ve,, kamu ga akan mengerti... Aku memang menyayanginya lebih sari sekedar sahabat... Tapi aku selalu berusaha untuk menyayanginya dengan tulus sebagai sahabatku..,”
”Tapi, La.. Kamu kehilangan dia... Kamu menutupi perasaanmu,, kamu menahan perasaan yang ada dalam diri kamu...,”
”Aku tahu... Jujur, aku memang kehilangan dia.. Apalagi saat dia bilang kalau lebih baik aku dan dia hanya menjadi teman, bukan sahabat.. Sekarang aku bingung, apakah aku harus menunggunya?,”
”La, aku memang ga kenal sama dia.. Tapi menurutku, dari semua cerita-ceritamu tentang dia, aku yakin, dia juga mempunyai perasaan yang sama... Aku yakin dia juga menganggapmu lebih dari sahabat, La...,”
”...”
”La, menurutku, God ngirim dia untuk kamu untuk memberikan kamu orang yang terbaik dalam hidup kamu... Dan aku yakin, dia yang terbaik untuk kamu yang God beri sampai saat ini..,”
”Makasih, ve...,”
”Sama-sama, La... Aku cuman ga ingin kamu sedih... Aku ingin kamu tertawa dan tersenyum kembali...,”
Lala pun tersenyum kembali..
Berhari-hari aku bertemu Lala di sekolah... Lala kelihatan murung... Matanya memerah, bengkak... Mukanya lesu... Mungkin Lala dapat menutupi kesedihannya dari orang lain, tapi Lala tidak akan bisa menutupi kesedihannya dariku..
Hari demi hari...
Minggu demi minggu...
Bulan demi bulan...
Wajah Lala terlihat semakin segar.. Tak ada lagi mata yang merah... Tak ada lagi senyum yang dipaksa... Tak ada lagi kesedihan yang ditutupi..
”Ve... Makasi... ”
”Makasi untuk apa, La?,”
”Kamu udah buat aku percaya sama dia... Kamu membantu aku untuk mengerti semuanya...,”
”Bukan karena aku, La... Tapi karena kamu... Kamu membuat diri kamu percaya kepada dia dan God... Kamu membuat diri kamu percaya kalau dia adalah yang terbaik yang God beri ke kamu sampai sekarang... Selamat, La... Aku senang banget kamu bisa kembali tersenyum dan tertawa tanpa menutupi kesedihan kamu...,”
”Aku belajar banyak dari kamu, Ve...Aku tahu, orang yang kita sayang bukan milik kita... Tapi milik God... Mereka hanya dititipkan kepada kita.. Tugas kita hanya menjaga dan menyayangi mereka sepenuh hati kita... Dengan tulus... Kita ga boleh marah sama God... God berhak mengambil orang yang kita sayangi... God tahu yang terbaik untuk kita... Aku yakin God akan beri yang terbaik untuk kita... ,”
”Kamu ga mencoba menghubungi dia?,”tanyaku.
”Ga, ve.. Aku ga mau menganggunya, merepotkannya untuk yang terakhir kali, sebelum dia pergi,,”
”Tapi, La.. Kamu belum menyelesaikan masalahmu dengannya,”
”Aku tahu.. Tapi aku ga mau terus-menerus meneleponnya lebih dulu.. Aku hanya ingin tahu, apakah dia tetap menganggapku sahabatnya?,”
”La, aku mau bertanya.. Tapi kamu harus menjawabnya dengan jujur.. Janji?,”
”Iya, aku janji.. Apa yang mau kamu tanyakan?,”
”Hmm... Jujur, kamu menyayangi dia, lebih dari sahabat bukan?,”
”Ve,, kamu ga akan mengerti... Aku memang menyayanginya lebih sari sekedar sahabat... Tapi aku selalu berusaha untuk menyayanginya dengan tulus sebagai sahabatku..,”
”Tapi, La.. Kamu kehilangan dia... Kamu menutupi perasaanmu,, kamu menahan perasaan yang ada dalam diri kamu...,”
”Aku tahu... Jujur, aku memang kehilangan dia.. Apalagi saat dia bilang kalau lebih baik aku dan dia hanya menjadi teman, bukan sahabat.. Sekarang aku bingung, apakah aku harus menunggunya?,”
”La, aku memang ga kenal sama dia.. Tapi menurutku, dari semua cerita-ceritamu tentang dia, aku yakin, dia juga mempunyai perasaan yang sama... Aku yakin dia juga menganggapmu lebih dari sahabat, La...,”
”...”
”La, menurutku, God ngirim dia untuk kamu untuk memberikan kamu orang yang terbaik dalam hidup kamu... Dan aku yakin, dia yang terbaik untuk kamu yang God beri sampai saat ini..,”
”Makasih, ve...,”
”Sama-sama, La... Aku cuman ga ingin kamu sedih... Aku ingin kamu tertawa dan tersenyum kembali...,”
Lala pun tersenyum kembali..
Berhari-hari aku bertemu Lala di sekolah... Lala kelihatan murung... Matanya memerah, bengkak... Mukanya lesu... Mungkin Lala dapat menutupi kesedihannya dari orang lain, tapi Lala tidak akan bisa menutupi kesedihannya dariku..
Hari demi hari...
Minggu demi minggu...
Bulan demi bulan...
Wajah Lala terlihat semakin segar.. Tak ada lagi mata yang merah... Tak ada lagi senyum yang dipaksa... Tak ada lagi kesedihan yang ditutupi..
”Ve... Makasi... ”
”Makasi untuk apa, La?,”
”Kamu udah buat aku percaya sama dia... Kamu membantu aku untuk mengerti semuanya...,”
”Bukan karena aku, La... Tapi karena kamu... Kamu membuat diri kamu percaya kepada dia dan God... Kamu membuat diri kamu percaya kalau dia adalah yang terbaik yang God beri ke kamu sampai sekarang... Selamat, La... Aku senang banget kamu bisa kembali tersenyum dan tertawa tanpa menutupi kesedihan kamu...,”
”Aku belajar banyak dari kamu, Ve...Aku tahu, orang yang kita sayang bukan milik kita... Tapi milik God... Mereka hanya dititipkan kepada kita.. Tugas kita hanya menjaga dan menyayangi mereka sepenuh hati kita... Dengan tulus... Kita ga boleh marah sama God... God berhak mengambil orang yang kita sayangi... God tahu yang terbaik untuk kita... Aku yakin God akan beri yang terbaik untuk kita... ,”
Saturday, January 17, 2009
Hal yang belum kuketahui
Saat kita menyayangi seseorang,,
Kita seharusnya siap untuk kehilangan orang itu..
Seringkali aku menyayangi seseorang,,
Aku pikir,,
aku sudah siap untuk kehilangan orang itu...
Tapi aku salah,,
Aku belum siap...
Aku belum siap untuk kehilangannya..
Jangankan kehilangan,,
Untuk disakitipun aku belum siap..
Terkadang aku berpikir,,
Aku bodoh,,
Aku lemah,,
Aku terlalu mudah untuk menyayangi,,
Aku telah salah memilih orang untuk kusayangi,,
Aku ragu-ragu akan perasaanku,,
Tapi seseorang membuatku sadar,,
Banyak hal yang belum kuketahui tentang dunia,,
Banyak hal yang belum kuketahui tentang salah dan benar,,
Dan sesuatu yang kuanggap salah,,
Belum tentu salah..
”Kamu tahu, kamu takkan pernah salah menyayangi seseorang...,” seseorang itu berkata kepadaku, ”Menyayangi adalah sebuah anugerah..”
Kita seharusnya siap untuk kehilangan orang itu..
Seringkali aku menyayangi seseorang,,
Aku pikir,,
aku sudah siap untuk kehilangan orang itu...
Tapi aku salah,,
Aku belum siap...
Aku belum siap untuk kehilangannya..
Jangankan kehilangan,,
Untuk disakitipun aku belum siap..
Terkadang aku berpikir,,
Aku bodoh,,
Aku lemah,,
Aku terlalu mudah untuk menyayangi,,
Aku telah salah memilih orang untuk kusayangi,,
Aku ragu-ragu akan perasaanku,,
Tapi seseorang membuatku sadar,,
Banyak hal yang belum kuketahui tentang dunia,,
Banyak hal yang belum kuketahui tentang salah dan benar,,
Dan sesuatu yang kuanggap salah,,
Belum tentu salah..
”Kamu tahu, kamu takkan pernah salah menyayangi seseorang...,” seseorang itu berkata kepadaku, ”Menyayangi adalah sebuah anugerah..”
Musnah
Aku sendiri..
Sendiri dalam kegelapan yang tak kukenal,,
dingin,,
dan takut...
Aku melihat bayangan...
Bayangan yang sedang berjalan...
Aku mencoba untuk berteriak meminta tolong...
Tapi bayangan itu menjauh..
Terus berjalan menjauhiku..
Seolah-olah ia tidak mendengarkan aku berteriak...
Aku mencoba kembali untuk berteriak meminta tolong..
Berteriak lebih kencang...
Bereteriak sekuat tenaga...
Tapi bayangan itu terus menjauh,,
menjauh,,
dan menjauh..
Hingga bayangan itu menghilang,,
lenyap ditelan klegelapan...
"Sudah... Tak ada lagi harapan untukku..," bisikku dalam kesendirian.
"Takkan ada lagi yang dapat kulakukan.. Takkan ada lagi yang dapat menolongku keluar dari kegelapan ini... Semua telah musnah.. Semua telah meninggalkanku... Semuanya telah lenyap.."
Sendiri dalam kegelapan yang tak kukenal,,
dingin,,
dan takut...
Aku melihat bayangan...
Bayangan yang sedang berjalan...
Aku mencoba untuk berteriak meminta tolong...
Tapi bayangan itu menjauh..
Terus berjalan menjauhiku..
Seolah-olah ia tidak mendengarkan aku berteriak...
Aku mencoba kembali untuk berteriak meminta tolong..
Berteriak lebih kencang...
Bereteriak sekuat tenaga...
Tapi bayangan itu terus menjauh,,
menjauh,,
dan menjauh..
Hingga bayangan itu menghilang,,
lenyap ditelan klegelapan...
"Sudah... Tak ada lagi harapan untukku..," bisikku dalam kesendirian.
"Takkan ada lagi yang dapat kulakukan.. Takkan ada lagi yang dapat menolongku keluar dari kegelapan ini... Semua telah musnah.. Semua telah meninggalkanku... Semuanya telah lenyap.."
Sahabatku..
Sahabatku seperti malaikat tanpa sayap
Walau dia tidak punya sayap
tapi dia punya sayap di hatinya yang lebih kuat daripada sayap di punggung
Dia selalu bersedia menjagaku
Memberitahu kalau aku berada di jalan yang salah
Membimbing aku untuk kembali ke jalan yang benar
Sahabatku seperti matahari, bulan, dan bintang
Matahari, bulan, dan bintang bergantian menjagaku
Matahari menjagaku saat siang hari
Menerangi setiap langkah-langkahku
Bulan dan bintang menjagaku saat malam hari
Mengawasiku 24 jam
Sahabatku seperti tanah
yang menjadi pijakanku
Dia menjadi pijakanku tanpa mengeluh
Menjadi pijakanku dengan sepenuh hati
Walaupun terkadang aku melompat di atasnya
Sahabatku seperti sahabatku
Dia selalu ada untukku
Membuatku selalu tertawa
Menangis bersamaku saat aku mempunyai masalah
Mendengarkan setiap keluhanku dengan baik
Menghiburku saat aku bersedih
Dia selalu mengerti apa yang aku rasakan
Saat aku sedih
Saat aku kecewa
Saat aku senang
Saat aku marah
Dia selalu menungguku
Walau aku terkadang meninggalkannya sendiri dalam kegelapan
Dia selalu mengingatku
Walau aku terkadang melupakannya
Dia selalu setia menemaniku
Walau aku terkadang menemukan sesuatu yang baru
Sekarang aku tahu
sahabatku adalah sahabat yang sesungguhnya
Yang takkan melupakan aku
Yang takkan meninggalkan aku
Terima kasih untuk sahabat-sahabatku... ^^
Walau dia tidak punya sayap
tapi dia punya sayap di hatinya yang lebih kuat daripada sayap di punggung
Dia selalu bersedia menjagaku
Memberitahu kalau aku berada di jalan yang salah
Membimbing aku untuk kembali ke jalan yang benar
Sahabatku seperti matahari, bulan, dan bintang
Matahari, bulan, dan bintang bergantian menjagaku
Matahari menjagaku saat siang hari
Menerangi setiap langkah-langkahku
Bulan dan bintang menjagaku saat malam hari
Mengawasiku 24 jam
Sahabatku seperti tanah
yang menjadi pijakanku
Dia menjadi pijakanku tanpa mengeluh
Menjadi pijakanku dengan sepenuh hati
Walaupun terkadang aku melompat di atasnya
Sahabatku seperti sahabatku
Dia selalu ada untukku
Membuatku selalu tertawa
Menangis bersamaku saat aku mempunyai masalah
Mendengarkan setiap keluhanku dengan baik
Menghiburku saat aku bersedih
Dia selalu mengerti apa yang aku rasakan
Saat aku sedih
Saat aku kecewa
Saat aku senang
Saat aku marah
Dia selalu menungguku
Walau aku terkadang meninggalkannya sendiri dalam kegelapan
Dia selalu mengingatku
Walau aku terkadang melupakannya
Dia selalu setia menemaniku
Walau aku terkadang menemukan sesuatu yang baru
Sekarang aku tahu
sahabatku adalah sahabat yang sesungguhnya
Yang takkan melupakan aku
Yang takkan meninggalkan aku
Terima kasih untuk sahabat-sahabatku... ^^
Friday, January 16, 2009
Kotak Kebahagiaan
Sekian lama aku terdiam dalam kepedihan,,
Larut dalam kesedihan,,
Kehilangan segala sesuatu yang ku punya..
Kabahagiaan dalam hidupku,,
Senyuman di bibirku,,
Canda tawa di hari-hariku,,
Warna dalam hidupku,,
Semuanya telah lenyap…
Membuatku berpikir bahwa aku tidak lagi layak untuk mendapatkan kebahagiaan itu..
Tapi ia datang..
Membawakan aku kebahagiaan yang baru..
Membuatku larut dalam kasih sayangnya..
Kebahagiaan yang nyaris sempurna telah lahir kembali dalam hidupku..
Senyuman baru telah ia ukir di bibirku..
Ia membantuku menemukan canda tawa yang telah lama terpendam di sela-sela hariku...
Warna-warna baru telah ia lukiskan dalam hidupku..
Ia membuatku sadar bahwa aku tidak kehilangan apapun dari hidupku...
Selama ini aku hanya mengunci kebahagiaanku rapat-rapat di dalam kotak kebahagiaan ..
Tapi sekarang ia menemukan kunci itu dan membukakan kotak kebahagiaan itu untukku...
Ia membuatku sadar bahwa aku layak untuk mendapatkan kebahagiaan dalam hidupku..
Kebahagiaan yang sangat berarti bagi setiap orang...
Larut dalam kesedihan,,
Kehilangan segala sesuatu yang ku punya..
Kabahagiaan dalam hidupku,,
Senyuman di bibirku,,
Canda tawa di hari-hariku,,
Warna dalam hidupku,,
Semuanya telah lenyap…
Membuatku berpikir bahwa aku tidak lagi layak untuk mendapatkan kebahagiaan itu..
Tapi ia datang..
Membawakan aku kebahagiaan yang baru..
Membuatku larut dalam kasih sayangnya..
Kebahagiaan yang nyaris sempurna telah lahir kembali dalam hidupku..
Senyuman baru telah ia ukir di bibirku..
Ia membantuku menemukan canda tawa yang telah lama terpendam di sela-sela hariku...
Warna-warna baru telah ia lukiskan dalam hidupku..
Ia membuatku sadar bahwa aku tidak kehilangan apapun dari hidupku...
Selama ini aku hanya mengunci kebahagiaanku rapat-rapat di dalam kotak kebahagiaan ..
Tapi sekarang ia menemukan kunci itu dan membukakan kotak kebahagiaan itu untukku...
Ia membuatku sadar bahwa aku layak untuk mendapatkan kebahagiaan dalam hidupku..
Kebahagiaan yang sangat berarti bagi setiap orang...
Kebahagiaan
Andai kebahagiaan itu dapat bertahan dalam hidupku..
Semua takkan musnah..
Kebahagiaan itu terus menghilang...
Membuatku terus terjatuh..
Terjatuh ke dalam jurang yang sama...
Disebabkan oleh kesalahan bodoh yang sama...
Kebahagiaan itu bagai pelangi...
Pelangi indah yang datang sehabis hujan datang..
Tapi pelangi itu hanya menghiasi langit sementara...
Setelah itu pelangi itu akan lenyap tanpa jejak..
Membiarkan langit dengan awan tanpa warna-warni indahnya...
Subscribe to:
Comments (Atom)